Selasa, 23 Oktober 2007

tugas resensi buku evaluasi

judul buku : menuju metodologi inkuiri naturalistik dalam evaluasi pendidikan.
oleh : Egon G. Guba
penerjemah : Prof. Drs. Sutan Zanti Arbi, M.A.,Ph.D

metodologi naturalistik sama sekali belum pernah diterangkan secara rinci. judul dari monograf ini, "menuju suatu Metodologi Inkuiri Naturalistik dalam evaluasi pendidikan ", telah dipilih dengan kekurangan itu dalam pikiran. tidak ada pretensi, bahwa apa yang telah dikatakan disini adalah definitif. tetapi bagi penulis memang tampaknya, bahwa inkuiri/naturalistik secara metodologis mempunyai dasar yang cukup kokoh untuk membenarkan suatu percobaan. pertanyaan-pertanyaan metodologi yang tidak tercegahkan dapat dijawab dengan cukup baik untuk membenarkan operasi-operasi yang cukup sehat dalam lapangan. metode itu sangat sesuai dengan penerapan-penerapan dalam evaluasi, terutama sebagaimana lapangan itu didefinisikan dengan model-model yang muncul. mungkin sulit untuk mempersuasi beberapa khalayak ( terutama mereka yang bersitegas akan evaluasi dampak yang didasarkan pada skor-skor tes ) untuk menerima prosedur-prosedur yang disarankan disini sebagai pengganti dari apa yang mereka mengerti adalah evaluasi. namun, nampak juga bahwa inkuiri naturalistik memberikan suatu cara yang sesuai dan responsif dari evaluasi daripada cara-cara lain yang dipraktekan dewasa ini. kelemahan yang dipunyai oleh buku ini adalah dari segi bahasanya, bahasa yang digunakan dalam buku ini sulit dimengerti dengan hanya satu kali baca.
Dr. Guba adalah Visiting Scholar yang menetap sementara di CSE selama musim panas 1977. program visiting scholar di CSE itu membawa ke center ini individu-individu yang terkenal yang dapat memberikan urunan yang besar untuk teori dan praktek evaluasi. monograf ini adalah suatu hasil yang tampak dari visiting scholar itu.

Senin, 01 Oktober 2007

tugas ke empat : jenis-jenis validitas

Validitas atau kesahihan menunjukan pada kemampuan suatu instrumen (alat pengukur) mengukur apa yang harus diukur (…. a valid measure if it succesfully measure the phenomenon), seseorang yang ingin mengukur tinggi harus memakai meteran, mengukur berat dengan timbangan, meteran, timbangan merupakan alat ukur yang valid dalah kasus tersebut. Dalam suatu penelitian yang melibatkan variabel/konsep yang tidak bisa diukur secara langsung, maslah validitas menjadi tidak sederhana, di dalamnya juga menyangkut penjabaran konsep dari tingkat teoritis sampai tingkat empiris (indikator), namun bagaimanapun tidak sederhananya suatu instrumen penelitian harus valid agar hasilnya dapat dipercaya.
Mengingat pentingnya masalah validitas. Maka tidak mengherankan apabila Para Pakar telah banyak berupaya untuk mengkaji masalah validitas serta membagi validitas ke dalam beberapa jenis, terdapat perbedaan pengelompokan jenis-jenis validitas, Elazar Pedhazur menyatakan bahwa validitas yang umum dipakai tripartite classification yakni Content, Criterion dan Construct, sementara Kenneth Bailey mengelompokan tiga jenis utama validitas yaitu : Face validity, Criterion Validity, dan construct validity, dengan catatan face validity cenderung dianggap sama dengan content validity. Berikut ini akan dikemukakan beberapa jenis validitas yaitu :
Validitas Rupa (Face validity). Adalah validitas yang menunjukan apakah alat pengukur/instrumen penelitian dari segi rupanya nampak mengukur apa yang ingin diukur, validitas ini lebih mengacu pada bentuk dan penampilan instrumen. Menurut Djamaludin Ancok validitas rupa amat penting dalam pengukuran kemampuan individu seperti pengukuran kejujuran, kecerdasan, bakat dan keterampilan.
Validitas isi (Content Validity). Valditas isi berkaitan dengan kemampuan suatu instrumen mengukur isi (konsep) yang harus diukur. Ini berarti bahwa suatu alat ukur mampu mengungkap isi suatu konsep atau variabel yang hendak diukur. Misalnya test bidang studi IPS, harus mampu mengungkap isi bidang studi tersebut, pengukuran motivasi harus mampu mengukur seluruh aspek yang berkaitan dengan konsep motivasi, dan demikian juga untuk hal-hal lainnya. Menurut Kenneth Hopkin penentuan validitas isi terutama berkaitan dengan proses analisis logis, dengan dasar ini Dia berpendapat bahwa validitas isi berbeda dengan validitas rupa yang kurang menggunakan analisis logis yang sistematis, lebih lanjut dia menyatakan bahwa sebuah instrumen yang punya validitas isi biasanya juga mempunyai validitas rupa, sedang keadaan sebaliknya belum tentu benar.
Validitas kriteria (Criterion validity). Adalah validasi suatu instrumen dengan membandingkannya dengan instrumen-pengukuran lainnya yang sudah valid dan reliabel dengan cara mengkorelasikannya, bila korelasinya signifikan maka instrumen tersebut mempunyai validitas kriteria. Terdapat dua bentuk Validitas kriteria yaitu : Validitas konkuren (Concurrent validity), Validitas ramalan (Predictive validity). Validitas konkuren adalah kemampuan suatu instrumen pengukuran untuk mengukur gejala tertentu pada saat sekarang kemudian dibandingkan dengan instrumen pengukuran lain untuk konstruk yang sama. Validitas ramalan adalah kemampuan suatu instrumen pengukuran memprediksi secara tepat dengan apa yang akan terjadi di masa datang. Contohnya apakah test masuk sekolah mempunyai validitas ramalan atau tidak ditentukan oleh kenyataan apakah terdapat korelasi yang signifikan antara hasil test masuk dengan prestasi belajar sesudah menjadi siswa, bila ada, berarti test tersebut mempunyai validitas ramalan.
Validitas konstruk (Construct Validity). Konstruk adalah kerangka dari suatu konsep, validitas konstruk adalah validitas yang berkaitan dengan kesanggupan suatu alat ukur dalam mengukur pengertian suatu konsep yang diukurnya. Menurut Jack R. Fraenkel validasi konstruk (penentuan validitas konstruk) merupakan yang terluas cakupannya dibanding dengan validasi lainnya, karena melibatkan banyak prosedur termasuk validasi isi dan validasi kriteria.